Apakah Allah Adil (di tengah ketidakadilan dunia)
Banyak orang yang terlahir dalam kemewahan, bahkan dikatakan lahir di ranjang emas. Sementara beberapa orang lain, lahir dalam kondisi papah. Karena begitu papahnya, tidak bisa mengenyam pendidikan apapun, sehingga tidak memiliki kemampuan berkompetisi.
Melihat kenyataan ini, banyak yang berpikir apakah Allah adil? Beberapa orang mungkin mempertanyakan hal itu secara lugas. Dan orang lain menyimpannya dalam hati. Tanpa pengertian yang benar, anda tidak akan bisa betul-betul mempercayai Allah karena pertanyaan ini.
Benarkah mereka hidup dalam kutuk?
Banyak orang berusaha membela Allah dengan mengatakan bahwa mereka hidup dalam kutuk, sehingga perlu pelepasan untuk dapat hidup berkelimpahan. Kutuk yang dimaksud adalah kutuk keturunan, kutuk akibat dosa masa lalu, ikatan perjanjian dengan setan, dll.
Hal itu sepenuhnya betul! Tetapi bukan hanya mereka yang menderita saja. Semua orang ada di bawah kutuk keturunan, bahkan kutuk yang berasal dari Adam.
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu (Kejadian 3:17)
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12)
Dan kutuk itu juga muncul karena dosa kita sendiri.
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. (Yohanes 8:34)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (Roma 3:23)
Kutuk itu sudah dipatahkan secara sempurna saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (Roma 8:1-2)
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (1 Yohanes 2:1)
Allah Melihat Sesuatu Secara Lebih Luas dan Mendalam
Kita akan menyimak kisah Orang Kaya dan Lazarus yang miskin pada Lukas 16:19-31. Kisah itu mengkontraskan antara orang yang sangat kaya dan Lazarus yang sangat miskin.
"Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (Lukas 16:19)
Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (Lukas 16:20-21)
Lalu dikisahkan keduanya meninggal. Lazarus dibawa ke pangkuan Abraham. Sedangkan orang kaya itu tersiksa di alam maut. Ia dikelilingi nyala api dan sangat kehausan. Ia memohon agar Abraham menyuruh Lazarus mencelupkan ujung jari ke air dan memberikan kepadanya.
Kalau misalkan orang kaya itu diberi kesempatan untuk mengulang hidup lagi, apakah dia akan memilih tetap menjadi orang kaya? Ataukah dia akan memilih untuk menjadi Lazarus?
Hidup kita yang sebenarnya adalah jauh lebih panjang dari satu triliun tahun. Dan bagaimana hidup kita saat itu akan ditentukan oleh pilihan kita saat di dunia ini. Misalkan kita menderita 100 tahun di dunia, karena sesuatu sebab yang tidak jelas atau karena sesuatu yang sangat tidak adil sekalipun, bukankah itu jauh lebih baik daripada menderita di kekekalan?
Dan kehidupan kita dalam kekekalan ditentukan oleh keputusan kita pada hidup kali ini.
Bagaimana Dengan Yang Tidak Sempat Mendengar Injil
Satu pertanyaan yang mengelitik setelah itu adalah bagaimana yang tidak pernah mendengar injil, atau bagaimana dengan anak yang mati sangat muda sehingga belum lepas dari pengaruh orang tua?
Gunung batu itu, pekerjaan-Nya sempurna, sebab segala jalan-Nya adil. Allah yang setia, tiada kecurangan pada-Nya; adil dan benar Dia. (Ulangan 32:4)
Allah adalah Maha Adil. Kami hanya bermaksud mengingatkan bahwa Allah Maha Adil, dan tidak bermaksud membela Allah karena sangat tidak mungkin oleh keterbatasan otak kami.
Jika kita akan dihakimi oleh hakim yang sangat adil. Apakah kita akan sibuk mempertanyakan keadilannya? Kita tidak tahu pertimbangan dan keputusan Allah atas mereka, yang kita yakin hanya Dia Maha Adil.
Kesimpulan
Allah mengetahui lebih panjang dan lebih mendalam dari kita. Sementara kita hanya terfokus pada kehidupan yang sangat pendek di bumi.
Tetapi, kita yakin bahwa Allah Maha Adil. Allah hanya membocorkan salah satu dasar pertimbangan pada masa penghakiman, yang bisa kita tempuh untuk selamat. Tetapi masih banyak pertimbangan Allah yang tidak diberitahukan, karena kita tidak mungkin bisa menyelami.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)