Mengupas Kebenaran Alkitab dan Kasih Yang Penuh Kuasa

26 Agu 2023

Tafsiran Kitab Wahyu: Rentetan Peristiwa Sebelum Pengangkatan (Rapture)


Nubuatan tentang akhir jaman banyak ditemukan dalam Alkitab, dan puncaknya adalah pada kitab Wahyu. Kitab Wahyu membeberkan secara runut mengenai munculnya antikristus, gelombang malapetaka dahsyat, pengangkatan atau rapture, dan bahkan peristiwa setelah rapture. Setelah itu, bermuara pada tujuan akhir, yaitu langit baru dan bumi baru. Bagian ini adalah bagian awal dari tafsiran kitab Wahyu mengenai akhir jaman.

    Latar Belakang: Anak Domba Allah Layak Membuka Kitab Bermeterai.

    Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (Wahyu 5:9, TB)

    Wahyu 5 adalah latar belakang mengapa nubuatan tentang akhir jaman dibeberkan secara jelas kepada kita. Pasal itu menceritakan suatu peristiwa di mana Allah Bapa membawa gulungan kitab yang disegel dengan tujuh meterai. Tetapi tidak seorangpun di sorga, di bumi, atau di bawah bumi, yang dapat membuka dan melihat sebelah dalamnya. Jadi hanya Allah Bapa yang mengetahui isinya.

    "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius 24:36, Markus 13:32, TB)

    Tetapi kemudian muncul Anak Domba seperti telah disembelih, yaitu Yesus Kristus, yang setelah pengorbananNya di atas kayu salib menjadi layak menerima gulungan kitab dan membuka meterai-meterainya. Dan Tuhan Yesus menggenapi perkataanNya pada Yohanes 15:15.

    "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15, TB)

    Tujuh Meterai Dibuka

    Nubuatan kitab Wahyu tentang peristiwa yang terjadi dibumi diawali dengan terbukanya ketujuh meterai. Terbukanya ketujuh meterai akan menghasilkan berbagai malapetaka di bumi.

    Semua ini terjadi sebelum pengangkatan. Jika kita mengalir membaca artikel ini sampai akhir, kita akan mengetahui mengapa ini terjadi sebelum pengangkatan.

    Meterai Pertama: Penunggang Kuda Putih

    Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. (Wahyu 6:2, TB)

    Penunggang kuda putih, sekilas seperti menggambarkan Tuhan Yesus. Akan tetapi, bukan! Penunggang kuda putih ini adalah anti-kristus. Dia baru saja dimahkotai untuk menjadi raja selama tujuh tahun di bumi, dan merebut kekuasaan atas raja-raja di bumi.

    Warna kuda yang putih bukan menunjukkan kekudusan, tetapi melambangkan penyamarannya sebagai malaikat terang. 2 Korintus 11:14 "Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang."

    Senjata penunggang kuda putih ini adalah panah, sehingga mengingatkan kita pada Efesus 6:16, "dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat."

    Selain itu, penunggang kuda putih adalah termasuk dalam kawanan empat penunggang kuda, dimana tiga yang lain dipastikan adalah roh pengacau.

    Meterai Kedua: Penunggang Kuda Merah Padam

    Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar (Wahyu 6:4, TB).

    Penunggang kuda merah padam melambangkan suatu roh yang akan menghapus damai sejahtera di bumi melalui peperangan dan pembantaian.

    Meterai Ketiga: Penunggang Kuda Hitam

    Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu." (Wahyu 6:5-6, TB)

    Penunggang kuda hitam melambangkan suatu roh yang menguasai perdagangan. Dia membawa timbangan yang biasa dipergunakan pada transaksi jual beli.

    Dia sedang menawarkan gandum dan jelai, dengan harga yang sangat tinggi. Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Sedinar adalah penghasilan umum dari satu hari kerja saat itu (Matius 20:2). Sementara secupak gandum dan tiga cupak jelai tidak mencukupi untuk makanan seorang selama sehari. Jadi hal ini menyatakan bahwa terjadi lonjakan harga pangan yang tinggi.

    "Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu". Minyak sering dipakai untuk melambangkan Roh Kudus. Sementara anggur adalah lambang dari Darah Penebusan Yesus. Dengan demikian, ini adalah peringatan untuk tidak menyentuh orang yang telah dikuduskan oleh Darah Yesus. Tuhan akan melepaskan orang-orang pilihan-Nya, seperti pernah dilakukan-Nya pada bangsa Israel terhadap tulah-tulah di Mesir.

    Meterai Keempat: Penunggang Kuda Hijau Pucat

    Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi. (Wahyu 6:8, TB)

    Penunggang kuda hijau kuning, atau tepatnya hijau pucat, adalah roh maut yang merajalela. Membunuh seperempat penduduk bumi melalui peperangan, kelaparan, wabah penyakit, dan serangan binatang.

    Meterai Kelima: Aniaya Karena Firman Allah

    Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka,yang akan dibunuh sama seperti mereka. (Wahyu 6:9-11, TB)

    Jika bagi orang dunia terjadi bencana besar, bagi pengikut Kristus akan terjadi aniaya karena firman Allah. Akan terjadi banyak penambahan martir pada saat meterai kelima dibuka. Meskipun sama-sama menemui kematian, tetapi kematian para martir ini tidak sia-sia, tetapi sangat berharga.

    Meterai Keenam: Bencana Alam Dahsyat

    Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. (Wahyu 6:12-14, TB)

    Saat ini sulit untuk membayangkan, bencana apa yang sebenarnya terjadi saat meterai keenam dibuka. Tetapi dipastikan itu adalah bencana alam yang dahsyat. Terjadi gempa dahsyat, matahari menjadi hitam, bulan menjadi merah, benda-benda langit berjatuhan, serta gunung dan pulau-pulau bergeser dari posisinya.

    Meterai Ketujuh: Tujuh Sangkakala Ditiup

    Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya. Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala. (Wahyu 8:1-2, TB)

    Terjadi tujuh tiupan sangkakala pada saat meterai ketujuh dibuka. Hampir semuanya adalah bencana, kecuali sangkakala terakhir.

    Tujuh Sangkakala Ditiup

    Sangkakala Pertama: Sepertiga Bumi Terbakar

    Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau. (Wahyu 8:7, TB)

    Sangkakala Kedua: Sepertiga Penghuni Laut Binasa

    Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal. (Wahyu 8:8,9, TB)

    Sangkakala Ketiga: Sepertiga Sungai dan Mata Air Menjadi Pahit

    Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. (Wahyu 8:10-11, TB)

    Sangkakala Keempat: Sepertiga Benda Langit Menjadi Gelap

    Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. (Wahyu 8:12, TB)

    Sangkakala Kelima: Siksaan Belalang Dari Jurang Maut

    Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.

    Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi. Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. (Wahyu 9:1-4, TB)

    Sangkakala Keenam: Sepertiga Manusia Terbunuh Oleh Perang

    Lalu malaikat yang keenam meniup sangkakalanya, dan aku mendengar suatu suara keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Allah, dan berkata kepada malaikat yang keenam yang memegang sangkakala itu: "Lepaskanlah keempat malaikat yang terikat dekat sungai besar Efrat itu."

    Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat manusia. Dan jumlah tentara itu ialah dua puluh ribu laksa pasukan berkuda; aku mendengar jumlah mereka. (Wahyu 9:13-16)

    Sangkakala Ketujuh: Pengangkatan Atau Rapture

    Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya." Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah, (Wahyu 11:15-16)

    Bagaimana kita tahu bahwa sangkakala ketujuh adalah pengangkatan atau rapture? Setidaknya ada dua alasan atas kesimpulan ini. Pertama adalah sesuai 1 Korintus 15:51-52, yang menyatakan bahwa pengangkatan terjadi saat sangkakala terakhir.

    Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. 1 Korintus 15:51-52 (TB)

    Dan alasan kedua adalah karena sangkakala ketujuh dicatat pada ayat-ayat terakhir dari Wahyu 11. Sementara Wahyu 12 membahas tentang kisah pengangkatan.

    Berapa Lama Dari Anti-Kristus Sampai Pengangkatan ?

    Awal kemunculan Antikristus (meterai 1) sampai dengan pengangkatan (akhir meterai 7) terjadi dalam kurun waktu 3.5 tahun. Dasar alkitabnya adalah Wahyu 11:1-2 dan Daniel 9:27.

    Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya."Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya." (Wahyu 11:1-2, TB)

    Tuhan menyuruh Yohanes, sang penulis kitab Wahyu, untuk mengukur Bait Suci dan yang beribadah di dalamnya. Berarti belum terjadi pengangkatan, karena yang seharusnya diangkat masih berada  di dalam Bait Suci. Sementara umat di pelataran sebelah luar telah diserahkan untuk diinjak-injak, menyiratkan telah terjadi penguasaan oleh antikristus.

    Terdapat kurun waktu yang disebutkan pada ayat tersebut, yaitu empat puluh dua bulan. Kurun yang sama dengan 3.5 tahun.

    Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." (Daniel 9:27, TB)

    Raja disini diyakini melambangkan antikristus, sementara tujuh masa melambangkan tujuh tahun. Di pertengahan tujuh masa (atau 3.5 tahun), antikristus menghentikan penyembahan kepada Allah. Mengapa antikristus dapat seleluasa itu? Karena yang menahannya telah disingkirkan (lihat 2 Tesalonika 2:1-5), yaitu orang benar telah diangkat.

    Kesimpulan

    Peristiwa akhir jaman di kitab Wahyu diawali oleh pembukaan 7 meterai, dan peniupan tujuh sangkakala pada meterai ketujuh. Meterai pertama adalah saat antikristus dimahkotai untuk menjadi raja di bumi selama 7 tahun. Dan saat meterai ketujuh dibuka, saat sangkakala ketujuh ditiup, terjadi pengangkatan atau rapture. Pengangkatan ini terjadi 3.5 tahun sejak antikristus dimahkotai.

    Agar tidak salah mengerti, antikristus telah lama muncul di bumi. Hal ini sesuai 2 Tesalonika 2:6-7 yang memang membahas tentang antikristus. Hanya saja, antikristus dimahkotai pada pembukaan meterai pertama.

    Artikel ini membahas nubuatan di kitab Wahyu sebelum pengangkatan, untuk melanjutkan, dapat membaca Tafsiran Kitab Wahyu: Mengungkap Pengangkatan .